Buku “PENDIDIKAN KOMPARATIF” menyajikan analisis mendalam tentang sistem pendidikan di sembilan negara maju, dengan fokus pada aspek-aspek kunci seperti tata kelola pendidikan, sistem persekolahan, kurikulum, pengelolaan kurikulum, sistem evaluasi, rekrutmen guru, dan penjaminan mutu. Setiap bab didedikasikan untuk satu negara, membahas secara komprehensif karakteristik unik dan praktik terbaik yang diterapkan.
Di Amerika Serikat, misalnya, sistem pendidikan yang desentralisasi memberikan otonomi besar kepada pemerintah negara bagian dan lokal dalam mengelola pendidikan. Hal ini memungkinkan fleksibilitas dalam kurikulum dan metode pengajaran, namun juga menimbulkan tantangan dalam standarisasi dan kesetaraan pendidikan.
Arab Saudi, di sisi lain, memiliki sistem pendidikan yang sangat terpusat dengan kurikulum yang kuat dalam pendidikan agama. Negara ini telah melakukan reformasi signifikan untuk memasukkan lebih banyak sains dan teknologi dalam kurikulumnya, sejalan dengan visi modernisasi nasional.
Belanda dikenal dengan pendekatan pendidikan yang inklusif dan fleksibel, memungkinkan siswa untuk memilih jalur pendidikan yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka. Sistem “streaming” di Belanda memungkinkan penyesuaian pendidikan sesuai dengan kebutuhan individu, yang telah terbukti efektif dalam mengurangi tingkat putus sekolah.
Tiongkok menekankan disiplin dan kerja keras dalam sistem pendidikannya, dengan ujian nasional yang sangat kompetitif sebagai penentu utama akses ke pendidikan tinggi. Meskipun pendekatan ini menghasilkan siswa dengan prestasi akademik tinggi, ada kekhawatiran tentang tekanan yang berlebihan dan kurangnya pengembangan keterampilan kreatif.
Finlandia sering dianggap sebagai model sistem pendidikan terbaik di dunia, dengan pendekatan yang menekankan kesejahteraan siswa, profesionalisme guru, dan kurikulum yang fleksibel. Tidak adanya ujian standar nasional dan fokus pada pembelajaran holistik telah menghasilkan siswa yang tidak hanya berprestasi secara akademik tetapi juga sejahtera secara emosional.
Singapura, meskipun kecil secara geografis, memiliki sistem pendidikan yang sangat efisien dan berorientasi pada hasil. Penekanan pada STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) dan kebijakan bilingual telah mempersiapkan siswa untuk bersaing di pasar global.
Mesir, dengan sejarah pendidikan yang panjang, menghadapi tantangan dalam modernisasi sistem pendidikannya. Upaya reformasi sedang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja modern.
Jepang menekankan nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama dalam sistem pendidikannya. Kegiatan ekstrakurikuler dan pendidikan moral menjadi bagian integral dari kurikulum, yang berkontribusi pada pembentukan karakter siswa.
Korea Selatan memiliki sistem pendidikan yang sangat kompetitif dengan fokus pada prestasi akademik. Investasi besar dalam pendidikan dan budaya yang menghargai pendidikan tinggi telah menghasilkan siswa dengan prestasi akademik tinggi, meskipun ada kekhawatiran tentang tekanan dan kesehatan mental siswa.
Melalui perbandingan ini, buku ini tidak hanya menyoroti keunikan masing-masing sistem pendidikan tetapi juga menawarkan wawasan tentang praktik terbaik yang dapat diadaptasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di berbagai konteks.
Ulasan
Belum ada ulasan.