Buku ini merupakan refleksi mendalam seorang akademisi sekaligus pemerhati kebudayaan agraris terhadap dinamika pertanian tradisional Melayu di tengah arus modernisasi. Lahir dari kegelisahan sekaligus harapan, buku ini menyuarakan pentingnya menjaga nilai-nilai luhur yang hidup dalam praktik pertanian adat—nilai yang menjalin manusia dengan tanah, komunitas, dan spiritualitas dalam harmoni ekologis dan sosial.

Berbasis temuan lapangan di Melawi, Jambi, dan Riau, buku ini mengangkat praktik-praktik pertanian yang berakar pada kearifan lokal masyarakat Melayu. Di tengah gempuran globalisasi dan teknologi, para petani tetap menunjukkan bahwa kemajuan tidak harus menghapus tradisi. Sebaliknya, mereka membuktikan bahwa kemajuan sejati lahir dari kemampuan menyatukan nilai lama dengan inovasi baru secara bijaksana.

Dengan menekankan pentingnya menjembatani pengetahuan modern dan lokal, buku ini menyerukan arah pembangunan pertanian yang lebih beretika, berkeadilan, dan berkelanjutan. Ditujukan tidak hanya bagi kalangan akademisi, buku ini juga relevan bagi pembuat kebijakan, petani muda, tokoh adat, dan siapa pun yang peduli pada masa depan pertanian Indonesia. Sebuah kontribusi kecil untuk memperkuat suara lokal dan mengingatkan bahwa kita tidak bisa melangkah maju jika tercerabut dari akar budaya kita sendiri.