Buku Adat dan Injil dalam Kehidupan Masyarakat Dayak merupakan refleksi mendalam atas dialog antara iman Kristen dan budaya lokal Dayak di Kalimantan. Mengacu pada pemikiran Paul Ricoeur bahwa hidup manusia adalah “teks” yang selalu ditafsirkan, karya ini menempatkan adat sebagai ruang spiritual yang hidup, bukan sekadar warisan sosial. Dalam konteks ini, Injil tidak hadir di ruang hampa, melainkan berinkarnasi dalam sejarah dan budaya manusia, termasuk dalam tatanan hidup masyarakat Dayak.
Berdasarkan permenungan teologis dan riset kontekstual, buku ini mengeksplorasi kemungkinan inkulturasi yang otentik—yakni suatu perjumpaan antara Sabda Allah dan adat istiadat yang tidak saling meniadakan, melainkan saling menafsirkan. Dari hukum adat, gotong royong, hingga relasi ekologis masyarakat Dayak, penulis menunjukkan bagaimana benih-benih Firman—semina Verbi—telah lama bersemayam dalam kebudayaan lokal, menunggu untuk diteguhkan oleh Roh Kudus.
Buku ini mengajak pembaca memahami bahwa adat Dayak bukanlah lawan Injil, tetapi lahan tempat Injil berakar dan bertumbuh. Dengan pendekatan teologi kontekstual dan kesadaran filosofis bahwa kebenaran juga dibaca dari bumi, penulis menyajikan narasi yang mempertemukan iman dan identitas budaya dalam terang kasih Allah.
Ditulis sebagai ziarah intelektual dan spiritual, buku ini relevan bagi teolog, antropolog, rohaniwan, dan siapa pun yang rindu membangun jembatan antara iman dan budaya. Sebuah karya yang menggugah kesadaran akan pentingnya iman yang membumi dan budaya yang disucikan.
Ulasan
Belum ada ulasan.