Buku ini hadir sebagai respons intelektual terhadap tantangan fundamental yang dihadapi pendidikan Islam di tengah disrupsi digital. Dalam era di mana teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan, umat Islam dihadapkan pada dilema: bagaimana memadukan kemajuan ilmu pengetahuan dengan kekuatan iman, tanpa kehilangan jati diri spiritual?

Melalui pendekatan filosofis yang mendalam, buku ini menawarkan paradigma integrasi ilmu dan iman sebagai jalan keluar dari dikotomi keilmuan yang telah lama membelenggu dunia pendidikan Islam. Penulis menelusuri akar historis pemisahan ilmu agama dan ilmu umum, dampaknya terhadap krisis epistemologis umat, serta urgensi menyatukan keduanya dalam kerangka epistemologi tauhid.

“Integrasi ilmu dan iman bukan sekadar wacana akademik, melainkan kebutuhan peradaban. Ketika teknologi berkembang tanpa bimbingan moral, ia melahirkan kemajuan yang hampa makna. Pendidikan Islam hadir untuk memastikan bahwa setiap inovasi, setiap riset, dan setiap langkah kemajuan tetap berakar pada nilai tauhid dan mengarah pada kemaslahatan umat.”

Buku ini mengajak pembaca untuk kembali merenungkan hakikat pendidikan: bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi pembentukan insan kamil—manusia yang cerdas, berakhlak, dan berorientasi pada ridha Allah. Di era digital yang penuh distraksi dan disorientasi nilai, integrasi ilmu dan iman menjadi jalan menuju kebangkitan peradaban Islam yang bermartabat, adil, dan rahmatan lil ‘alamin.anya dalam kerangka epistemologi tauhid.